Sejarah dan Fakta Tentang Bunga Rafflesia Arnoldi


Rafflesia atau puspa nusa merupakan sebuah genus tumbuhan berbunga yang semua spesiesnya hidup sebagai parasit. Anatomi tumbuhan pada Rafflesia tidak lengkap. Organ tubuh dari Rafflesia hanya berbentuk bunga yang mekar atau kuncup saja. Rafflesia tidak mempunyai bagian daun, batang, dan akar. Sebagai ganti dari tidak adanya akar, Rafflesia mempunyai suatu jaringan bernama haustorium yang mampu menyerap nutrisi hasil fotosintesis dari jaringan tumbuhan inangnya.

Baca juga :

Rafflesia termasuk genus tumbuhan yang mengalami kelangkaan karena kehidupannya secara biologis bergantung kepada tumbuhan inang dari jenis Tetrastigma tertentu. Kondisi pertumbuhan Rafflesia ditentukan oleh kondisi tumbuhan inang. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhannya ialah iklim serta lingkungan tumbuhan inangnya. Hampir semua spesies Rafflesia hanya bisa tumbuh di habitat alaminya. 

Di hutan-hutan tropis Indonesia, terdapat salah satu keajaiban alam yang mengagumkan, salah satunya bunga Rafflesia arnoldii. Rafflesia arnoldii telah menarik perhatian dunia dengan ukurannya yang besar serta bau busuknya. Akan tetapi, di balik penampilannya yang mencolok terdapat sejarah panjang penemuan, perlindungan habitat, serta usaha pelestarian Raflesia arnoldii. Berikut ini sejarah dan fakta-fakta menarik tentang Rafflesia arnoldii, bunga mayat terbesar di dunia.

Sejarah penemuan 

Penemuan pertama Rafflesia arnoldii merupakan momen penting dalam sejarah ilmu pengetahuan alam dan botani. Peristiwa ini terjadi pada 1818, ketika seorang naturalis Inggris yang terkenal, Sir Thomas Stamford Raffles, memimpin sebuah ekspedisi ke Pulau Sumatera sebagai salah satu wilayah koloni Britania Raya. Sir Raffles mempunyai minat mendalam untuk memahami serta mendokumentasikan kekayaan alam di wilayah-wilayah yang belum terjelajahi sepenuhnya, salah satunya di Pulau Sumatera.

Selama ekspedisi di hutan Sumatera, Raffles dan timnya menghadapi tantangan yang luar biasa. Mereka harus menavigasi hutan lebat dan berisiko tinggi, melintasi sungai-sungai ganas, dan bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak selalu bersahabat. Pada suatu hari, ketika sedang menjelajahi hutan di dekat Danau Manna di Kabupaten Bengkulu Utara, anggota ekspedisi Rafflesia menemukan sesuatu yang benar-benar unik.

Mereka menemukan bunga yang besar serta berwarna merah marun dengan pola putih di tengahnya. Ukuran bunga tersebut benar-benar mengejutkan dengan diameter mencapai satu meter bahkan lebih. Akan tetapi, temuan lebih mengejutkan adalah bau busuk yang berasal dari bunga tersebut.

Penamaan Rafflesia arnoldii 

Penemuan ini merupakan momen penting dalam sejarah botani karena Rafflesia arnoldii merupakan bunga parasit terbesar di dunia. Bunga ini juga dikenal karena bau busuknya yang unik. Untuk mengenang penemuannya, Sir Thomas Stamford Raffles memberi nama bunga ini sebagai Rafflesia arnoldii.

Nama ini merujuk pada nama dirinya sendiri, "Rafflesia" dan juga kepada teman dekatnya yang turut serta dalam ekspedisi tersebut, Joseph Arnold. Pemberian nama ini adalah pengakuan terhadap kontribusi dan ketekunan Arnold dalam perjalanan ilmiah ini.

Siklus hidup yang unik 

Rafflesia arnoldii mempunyai siklus hidup yang sangat unik dan rumit. Bunga ini ialah parasit obligat yang berarti tidak bisa hidup tanpa inangnya untuk mendapatkan air serta nutrisi. Bunga ini tidak mempunyai daun, akar, atau batang seperti tanaman lainnya. Sebaliknya, Rafflesia berkembang dan tumbuh di dalam inangnya yang biasanya adalah tanaman akar benalu dari genus Tetrastigma.

Proses hidup dimulai saat benih Rafflesia arnoldii jatuh ke tanah serta tumbuh dalam akar inangnya. Selama periode ini, bunga tersebut masih berukuran sangat kecil dan tidak terlihat. Setelah beberapa waktu, bunga mulai tumbuh dan membentuk bongkahan yang disebut tunas. Tunas ini akan terus tumbuh hingga mencapai ukuran dewasa. Saat itulah, bunga Raflesia arnoldii mekar dan mengeluarkan bau busuknya yang khas untuk menarik serangga penyerbuk. 

Proses penyerbukan ini cukup langka serta tidak selalu berhasil sehingga Rafflesia arnoldii termasuk bunga yang jarang ditemui. Setelah berhasil diserbuki, bunga ini akan menghasilkan biji yang kemudian jatuh ke tanah dan memulai siklus hidup baru. Meskipun keunikan serta keindahan Rafflesia arnoldii sangat menarik perhatian, bunga ini hanya bisa ditemukan di beberapa daerah di Asia Tenggara. 

Rafflesia arnoldii bisa ditemukan di Indonesia, Malaysia, serta Filipina. Di Indonesia, Rafflesia Arnoldii bisa ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Namun, di wilayah-wilayah tersebut pun, keberadaan Rafflesia arnoldii masih sangat terbatas serta spesies ini tidak tersebar luas. Oleh sebab itu, untuk melindungi dan menjaga kelangsungan hidup Rafflesia arnoldii, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk perlindungan hukum, pelestarian habitat, serta pendidikan masyarakat. Di Indonesia, bunga ini dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar atau UU No. 5 Tahun 1990. Perlindungan hukum ini melarang pemotretan, pemungutan, penjualan, atau kerusakan habitat Rafflesia arnoldii.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama