Panduan Lengkap Budidaya Selada dengan Sistem Hidroponik

selada hidroponik

Permintaan masyarakat terhadap sayuran sehat dan bebas pestisida semakin meningkat. Salah satu metode budidaya yang ramah lingkungan dan efisien adalah sistem hidroponik, khususnya untuk tanaman daun seperti selada (Lactuca sativa).

Selada merupakan salah satu jenis sayuran daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan sehat, seperti salad dan sandwich. Keterbatasan lahan di daerah perkotaan menjadi tantangan tersendiri dalam memenuhi permintaan tersebut. Oleh karena itu, sistem hidroponik menjadi solusi inovatif karena dapat dilakukan di lahan sempit dengan hasil yang optimal. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan pupuk cair sebagai pengganti tanah.

1. Pemilihan Benih

\
benih selada

Gunakan benih selada unggul yang cepat tumbuh dan tahan terhadap perubahan suhu.

2. Penyemaian

penyemaian

Benih disemai pada media rockwool yang dibasahi, dan disimpan di tempat lembap selama 3–5 hari hingga berkecambah.

3. Pemindahan ke Sistem Hidroponik

selada

Ketika daun sejati mulai tumbuh, bibit kemudian dipindah ke instalasi hidroponik misalnya NFT (Nutrient Film Technique) atau metode rakit apung.

4. Pemberian Nutrisi

nutrisi hidroponik

Pakailah nutrisi hidroponik yang diformulasikan khusus untuk sayuran daun dengan rentang pH 5,5 hingga 6,5. Nutrisi diberikan secara teratur untuk mendukung pertumbuhan optimal.

5. Perawatan dan Pemantauan

hidroponik

Pantau suhu, kelembapan, dan kondisi larutan nutrisi. Untuk menghindari tersumbatnya aliran, bersihkan pipa air secara berkala.

6. Panen

panen

Selada dapat dipanen dalam waktu 30–40 hari setelah tanam, tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhan.

Menanam selada dengan teknik hidroponik menjadi pilihan cerdas untuk menghasilkan sayuran segar meski lahan terbatas, khususnya di kawasan perkotaan.. Dengan pengelolaan yang baik, metode ini tidak hanya menghasilkan produk yang sehat dan berkualitas, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan pengembangan pertanian berkelanjutan.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama