Baca juga:
Lo Han Kuo (Siraitia grosvenorii) merupakan tanaman endemik kawasan pegunungan Guilin di Tiongkok Selatan yang beriklim sejuk dan sering diselimuti kabut. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, buah ini sudah digunakan sejak abad ke-13 untuk mengatasi batuk, radang tenggorokan, dan panas dalam.
Yang membuatnya spesial bukan semata-mata faktor sejarah, tapi terutama komponen mogrosida di dalamnya, pemanis alami tanpa glukosa/fruktosa yang tidak memicu kenaikan gula darah.
Tidak seperti gula pasir atau sirup jagung, mogrosida dalam Lo Han Kuo melewati tubuh tanpa diserap sebagai kalori. Ini artinya, buah ini tidak menyebabkan lonjakan gula darah, dan sangat cocok bagi mereka yang mengelola diabetes, menjalani diet keto, atau ingin mengurangi konsumsi gula.
Kini, ekstrak Lo Han Kuo telah dimanfaatkan secara meluas dalam berbagai bidang, seperti:
- Minuman rendah kalori
- Permen dan makanan sehat
- Suplemen herbal
- Teh tradisional Tiongkok
Beberapa studi juga menyebutkan bahwa Lo Han Kuo memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi, sehingga turut mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Awalnya hanya dikeringkan dan direbus menjadi teh herbal, kini Lo Han Kuo telah diolah menjadi pemanis bubuk, sirup, hingga tablet. Dalam industri makanan global, ia mulai menggantikan pemanis buatan yang sering memiliki efek samping.
Pasar Amerika, Jepang, dan Australia kini menjadi penggerak utama booming-nya monk fruit di dunia. Meski sebagian besar produksinya masih dari Tiongkok, potensi budidaya Lo Han Kuo di negara-negara tropis dengan dataran tinggi mulai dilirik.
Lo Han Kuo membuktikan bahwa manis tidak selalu berarti berbahaya. Buah kecil ini mampu memberikan rasa manis yang luar biasa tanpa risiko bagi penderita diabetes, dan bahkan membawa manfaat tambahan untuk kesehatan tubuh.
Posting Komentar