Rasanya manis, aromanya khas, dan teksturnya lembut membuat banyak orang jatuh cinta sejak gigitan pertama. Namun, di balik pesonanya, ada pertanyaan yang muncul: benarkah leci termasuk buah yang “tidak sehat”? Buah ini naturalnya tumbuh di tropis. Tapi, seperti halnya semua makanan, manfaat dan risikonya bergantung pada jumlah dan cara kita mengonsumsinya. Leci memang punya kandungan gizi yang bermanfaat, tetapi ada beberapa hal yang membuatnya perlu dikonsumsi dengan hati-hati.
Baca juga:
- Blueberry sebagai Camilan Sehat untuk Anak-anak!
- Mengubah Lahan Panas Menjadi Sejuk dengan Paranet!
- Kayu ini Paling Bagus Digunakan untuk Perabotan Rumah!
Vitamin C membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sementara antioksidan membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel. Seratnya juga bermanfaat untuk pencernaan. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa leci mengandung senyawa polifenol yang dapat mendukung kesehatan jantung dan mengurangi peradangan. Dari sisi ini, leci jelas punya nilai positif.
Namun, masalah muncul ketika melihat kandungan gulanya. Leci mengandung kadar gula alami yang cukup tinggi dibandingkan banyak buah lain. Bagi sebagian orang, terutama penderita diabetes atau yang sedang mengontrol asupan gula, jumlah ini bisa cukup signifikan. Mengonsumsi leci dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti penurunan yang membuat tubuh terasa lemas.
Selain kandungan gulanya, leci juga memiliki cerita unik yang cukup membuat orang waspada. Di beberapa daerah di India, kasus keracunan leci pernah mencuat, terutama pada anak-anak yang memakan leci mentah dalam keadaan perut kosong. Penelitian menemukan bahwa leci yang belum matang mengandung senyawa hipoglikin A dan MCPG (methylenecyclopropylglycine) yang dapat mengganggu metabolisme glukosa. Jika kadar gula darah sedang rendah, senyawa ini bisa memicu hipoglikemia parah. Kasus ini memang jarang terjadi, dan biasanya menimpa anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau tidak makan cukup sebelum mengonsumsi leci mentah dalam jumlah banyak.
Tentu saja, bukan berarti leci harus dihindari sepenuhnya. Dalam kondisi normal, leci matang dan segar yang dikonsumsi secukupnya justru menyehatkan. Yang penting adalah porsi dan waktu konsumsi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bentuk olahan leci. Leci kalengan yang direndam dalam sirup gula biasanya mengandung gula tambahan yang jauh lebih tinggi daripada leci segar. Satu kaleng kecil leci sirup bahkan bisa mengandung lebih dari setengah kebutuhan gula harian orang dewasa. Mengonsumsi versi olahan ini terlalu sering tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan, mulai dari risiko obesitas hingga penyakit metabolik.
Jadi, apakah leci adalah buah yang paling tidak sehat? Jawabannya: tidak. Leci tidak bisa disamakan dengan makanan olahan tinggi gula atau lemak trans. Buah ini tetap memiliki manfaat yang signifikan, terutama jika dimakan dalam bentuk segar dan matang. Hanya saja, leci termasuk buah yang “tricky” manisnya menyenangkan, tapi mengandung gula yang cukup tinggi, sehingga mudah membuat kita makan berlebihan.
Kesimpulannya, leci adalah buah yang aman dan sehat bila dikonsumsi dengan bijak. Bagi penderita diabetes atau yang sedang diet rendah gula, membatasi porsi menjadi beberapa butir saja sudah cukup untuk menikmati rasanya tanpa khawatir akan lonjakan gula darah. Sementara bagi yang sehat, leci bisa menjadi tambahan variasi buah harian yang menyegarkan, asalkan tidak menjadi camilan setiap jam.
Manisnya leci memang memikat, tapi seperti pepatah lama: segala sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik. Nikmatilah leci secukupnya, dan biarkan buah tropis ini tetap menjadi bagian menyenangkan dari pola makan sehat Anda.
Posting Komentar