Fakta Unik Tentang Srikaya yang Jarang Diketahui!

srikaya

Di balik tampilannya yang sederhana dan sering dianggap “buah kampung”, srikaya menyimpan sejumlah keunikan yang tak banyak diketahui orang. Buah dengan nama ilmiah Annona squamosa ini memang tidak sepopuler apel atau anggur dalam etalase supermarket, namun justru menyimpan kekayaan cerita, manfaat, dan fakta yang menakjubkan. Artikel ini akan mengulas beberapa hal yang jarang dibahas dari srikaya dengan bahasa yang santai tapi tetap menggugah rasa ingin tahu.

Baca juga:

Srikaya bukanlah tanaman baru. Dia dikenal dari peradaban kuno di Meksiko dan Amerika Selatan. Bahkan, beberapa studi genetika menunjukkan bahwa tanaman ini sudah dibudidayakan ribuan tahun lalu sebelum menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Artinya, ketika nenek moyang kita baru mengenal sistem pertanian sederhana, masyarakat di belahan bumi lain sudah menikmati srikaya sebagai makanan utama maupun tanaman obat.

Salah satu keunikan utama dari srikaya adalah rasa manisnya yang khas campuran antara nektar, vanila, dan sedikit sentuhan karamel. Rasa ini nyaris mustahil ditiru oleh pabrik atau produk buatan. Bahkan, banyak koki kelas dunia yang menggunakan srikaya sebagai bahan dasar dessert eksotis karena keunikan rasa alaminya yang tak dimiliki buah lain. Menariknya, meski manis, srikaya tetap rendah lemak dan mengandung gula alami yang ramah untuk tubuh, jika dikonsumsi dalam porsi wajar.

Penampilan luar srikaya memang tak memikat. Kulitnya berbenjol kasar, terkadang berwarna hijau kusam atau keabu-abuan. Namun begitu dibuka, isinya seputih susu, lembut, dan harum. Ini bukan sekadar ciri fisik, tapi seolah menjadi pesan alami bahwa yang berharga sering kali tersembunyi di balik rupa sederhana. Bahkan, dalam beberapa budaya di India dan Sri Lanka, srikaya menjadi simbol kebijaksanaan dan ketenangan batin.

Salah satu bagian paling misterius dari srikaya adalah bijinya. Namun jangan sekali-kali mengonsumsi Biji buah ini, karena dia mengandung zat berbahaya. Tapi di sisi lain, biji ini sejak dulu telah digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat luar untuk kutu rambut, kudis, hingga luka bernanah. Lagi-lagi, ini menunjukkan betapa alam bekerja dalam keseimbangan: yang bisa jadi racun, bisa pula jadi penawar.

Bukan hanya buahnya yang istimewa. Daun srikaya juga mulai dilirik dunia medis karena mengandung senyawa asetogenin, yaitu senyawa aktif yang berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker tertentu. Meski masih dalam tahap penelitian lanjutan, potensi ini membuka jalan bagi srikaya untuk tidak hanya menjadi buah meja, tetapi juga bagian dari solusi kesehatan masa depan. Bahkan, ekstrak daunnya kini sudah digunakan dalam formulasi teh herbal di beberapa negara Asia.

Srikaya mungkin terlihat biasa, bahkan sering dipandang sebelah mata. Tapi di balik tampilannya yang sederhana, buah ini menyimpan banyak keunikan yang layak diapresiasi. Dari sejarah panjang, cita rasa autentik, hingga potensi medis yang menjanjikan srikaya adalah bukti bahwa alam selalu punya kejutan, bahkan lewat sesuatu yang tampak sederhana. Jadi, lain kali kamu melihat srikaya di pasar atau kebun, ingatlah: kamu sedang melihat buah yang lebih dari sekadar manis.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama