Berikut Fakta Unik Dari Pohon Darah Naga yang Langka!

Pohon Darah Naga, adalah sebutan yang umum untuk genus Dracaena cinnabari, merupakan salah satu spesies dari pohon cemara. Tanaman ini adalah tanaman endemik yang berada di kepulauan Socotra, serta mencakup empat pulau di daerah Samudera Hindia. Habitat pada pohon unik ini mampu tumbuh di dalam iklim yang sangat keras serta gersang di kawasan Pulau Socotra, pastinya termasuk kedalam pulau yang terbesar dari ke empat pulau di kawasan kepulauan Socotra. Kepulauan yang termasuk bagian Republik dari Yaman ini sangat kaya akan flora dan juga fauna, dengan sekitar kurang lebih 700 spesies.

Pulau ini telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan serta Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk situs warisan alam dunia pada bulan Juli di tahun 2008. Sebutan Pohon Darah Naga, atau di dalam bahasa Inggris Dragon’s Blood sendiri mengacu kepada getah atau resin yang berwarna merah terang dan akan keluar jikalau batang pada pohon ini ditoreh atau dilukai. Getah ini telah digunakan sebagai pembuatan pernis oleh pembuat alat musik biola Italia sejak pada abad ke-18. Pohon Dracaena cinnabari merupakan salah satu tanaman yang paling khas di sekitar wilayah ini. Habitatnya dapat ditemukan pada sekitar ketinggian 300 sampai 1500 m. Adapun banyak fakta fakta menarik pohon yang berpostur sangat unik, semacam cendawan ataupun jamur raksasa ini.

1)  Darah Naga, getah yang telah diambil dari batang pohon Dracaena cinnabari, pertama kali sudah diketahui oleh bangsa bangsa Romawi kuno. Ini disebutkan di dalam Periplus pada masa abad ke-1.

2)  Dracaena cinnabari justru pertama kali dideskripsikan dari seorang Letnan Wellsted dari wilayah East India Company pada tahun sekitar 1830-an, tapi seorang ahli dari botani Skotlandia yang bernama Isaac Bayley Balfour lah yang telah menggambarkan spesies tersebut serta memberikan nama ilmiahnya di tahun sekitar 1880-an.

Baca Juga:

3) Kepadatan pada tanaman ini tidaklah homogen. Pohon-pohon ini tentu dapat ditemukan di daerah dataran tinggi Dixam, granit sentral besar Haggeher, serta daerah timur Hamadero, Sirahon dan juga Kilisan (Kepulauan Socotra)

4) Dracaena cinnabari merupakan satu-satunya tanaman yang ada di genus Dracaena yang dapat membentuk hutan yang sangat lebat.

5) Pohon ini tak sama  Dracaena draco, adalah spesies yang lain dari genus yang juga dapat disebut sebagai pohon darah naga. Spesies ini tergolong asli dari Kepulauan Canary, Madeira, Maroko, serta Pulau Cape Verde.

6) Pohon Dracaena cinnabari kebanyakan dapat ditemukan pada dataran tinggi batu kapur di kawasan Pulau Socotra.

7) Dapat disebut sebagai emzoloh oleh penduduk asli daerah tersebut, resin yang berwarna merah dipercaya mempunyai sifat terapeutik.

8) Penduduk asli dari Pulau Socotra masih menggunakan bahan resin dikarenakan berbagai alasan. Getah ini biasanya dapat digunakan untuk memfasilitasi penyembuhan pada luka penduduk. Atau, juga mampu digunakan sebagai pengencer darah dan juga digunakan sebagai antipiretik. Dapat juga juga digunakan untuk membantu mengobati sakit diare, serta disentri di dalam pengobatan rakyat negara Yaman.

9) Getah pada Pohon Darah Naga resin ialah sumber zat alkaloid serta prosianidin yang sangat baik.

10) Resin juga dapat diyakini mempunyai sifat yang astringen, dan mampu digunakan sebagai pelemas dari otot.

11) Dipercaya bahwasannya kemampuan pada getah itu digunakan untuk menyembuhkan luka yang disebabkan dengan adanya proanthocyanidins serta taspine.

12) Dianggap juga sebagai salah satu komunitas dari hutan tertua yang ada di bumi.

Butuh Paranet untuk tanaman anda, Gunakan paranet kami. Info harga cek Disini

13) Pohon ini juga termasuk kedalam kategori spesies dari payung, dikarenakan mampu memberikan perlindungan bagi banyak spesies yang lain di bawah daun serta rantingnya yang dapat melebar dan juga berbentuk semacam payung. Banyak dari habitat tanaman ataupun hewan dapat ditemukan di bawah payung dari Pohon Darah Naga

14) Prediksi bahwasannya pohon ini mungkin akan kehilangan sekitar 45% dari habitat aslinya pada tahun 2080.

15) Bentuk dari pohon juga dapat dikaitkan dengan percabangan dari dichotomous, di mana masing-masing dari cabang telah terbagi menjadi dua bagian. Batang dapat membelah setiap kali pada pohon berbunga. Itulah sebab-sebabnya mengapa ahli-ahli botani mampu menghitung perkiraan usia dari pohon dengan menghitung jumlah pada percabangan.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama