Kluwak (Pangium edule) merupakan buah khas Asia Tenggara yang dikenal karena perannya dalam kuliner tradisional, terutama sebagai bahan utama dalam masakan berwarna hitam seperti rawon dan brongkos. Meskipun mengandung senyawa beracun, proses tradisional fermentasi yang dilakukan masyarakat membuat biji kluwak aman dikonsumsi.
- Kenapa Buah Ini Malah Makin Sehat Setelah Kering? Kamu Wajib Tahu!
- Sayuran yang Mudah Dibudidayakan di Musim Kemarau!
- Kenapa Produk Buah Organik Semakin Diminati Konsumen?
Pangium edule termasuk keluarga Achariaceae. Pohonnya dapat tumbuh hingga setinggi 40 meter, dengan daun lebar dan buah berwarna cokelat kehijauan yang berisi biji besar. Setiap buah mengandung 10–20 biji yang berwarna putih saat mentah dan menghitam setelah difermentasi.
1. Kandungan Racun Alami
Biji kluwak mentah mengandung glikosida sianogenik, terutama linamarin dan lotustralin, yang dapat terurai menjadi asam sianida (HCN) ketika dikonsumsi. Senyawa ini bersifat neurotoksik dan dapat menyebabkan kematian bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, biji kluwak harus melalui proses fermentasi alami untuk menghilangkan racunnya sebelum dapat digunakan sebagai bahan makanan.
2. Proses Fermentasi Tradisional
Fermentasi biji kluwak dilakukan dengan cara merendamnya dalam air, kemudian membungkusnya dengan daun dan menguburnya dalam tanah atau abu selama 10 hingga 40 hari. Fermentasi ini memungkinkan aktivitas enzimatik dan mikroba alami untuk mengurai senyawa beracun menjadi senyawa aman, sekaligus membentuk cita rasa khas kluwak yang gurih dan pahit.
3. Penggunaan dalam Kuliner Tradisional
Setelah difermentasi, biji kluwak digunakan sebagai bumbu masakan tradisional, terutama:
- Rawon (masakan daging khas Jawa Timur)
- Gabus pucung (masakan khas Betawi)
- Sayur brongkos (masakan khas Yogyakarta)
4. Potensi Kandungan Gizi dan Kesehatan
Meski minim eksplorasi, kluwak yang telah diolah mengandung:
- Lemak nabati tak jenuh
- Protein
- Kalsium dan fosfor
- Senyawa fenolik dan antioksidan
Kluwak mencerminkan kearifan lokal dalam mengelola bahan alam yang awalnya beracun menjadi bahan pangan yang aman dan bergizi. Keunikan kluwak dari sisi toksikologi, proses fermentasi, serta potensi farmasinya menjadikan buah ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Perlindungan terhadap pengetahuan tradisional dan konservasi tanaman kluwak menjadi langkah penting dalam menjaga warisan hayati Indonesia.
Posting Komentar