Di tengah meningkatnya minat terhadap tanaman herbal dan pangan lokal, beluntas (Pluchea indica) mulai kembali dilirik. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman pagar yang mudah tumbuh di pekarangan, terutama di daerah pedesaan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa daun beluntas memiliki nilai gizi dan manfaat kesehatan yang tinggi. Selain digunakan sebagai sayuran, beluntas juga sejak lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
Baca juga:
Beluntas merupakan semak tegak yang tingginya bisa mencapai 2 meter, dengan daun kecil berbentuk bulat telur dan berbau khas. Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis, tahan panas, dan tidak memerlukan perawatan khusus. Daunnya berwarna hijau muda dan terasa agak getir jika dimakan mentah.
Daun beluntas biasanya dikonsumsi sebagai lalapan mentah, atau direbus dan dicampur dalam urap, pecel, dan sayur asem. Rasanya segar dengan sedikit pahit, dan aromanya khas. Tak hanya sebagai bahan pangan sehari-hari, daun beluntas juga kerap diolah menjadi bahan dasar jamu tradisional dan seduhan teh kesehatan.
Foliage beluntas kaya akan komponen bioaktif berkhasiat, antara lain kandungan flavonoid, senyawa tanin, alkaloid, serta minyak esensial. Berikut beberapa manfaat utamanya:
- Kandungan minyak atsiri dan senyawa antimikroba dalam beluntas efektif menekan produksi bau badan alami.
- Melancarkan pencernaan dan mengatasi perut kembung.
- Mengandung antioksidan tinggi untuk menangkal radikal bebas.
.png)
- Membantu meredakan nyeri sendi dan radang, menurut praktik pengobatan tradisional.
- Menurunkan panas (antipiretik) dan meredakan kelelahan tubuh.
Beluntas bukan sekadar tanaman pagar biasa. Di balik bentuknya yang sederhana, tersimpan potensi besar sebagai sayuran sehat dan bahan herbal alami. Pemanfaatan dan pelestarian beluntas tidak hanya memberi manfaat bagi kesehatan, tetapi juga mendukung kemandirian pangan dan pengembangan tanaman obat asli Indonesia.
Posting Komentar