Paranet benda yang tampaknya sederhana berupa jaring plastik berwarna gelap ini sudah menjadi pemandangan umum di lahan pertanian, pembibitan tanaman, hingga atap-atap green house. Fungsi utamanya dikenal luas, mengurangi intensitas cahaya matahari agar tanaman tidak “kepanasan”. Jadi apakah paranet bisa menahan hujan deras. Apakah ini kenyataan yang teruji atau sekadar mitos yang berkembang di lapangan?
Baca juga:
- Kandungan Nutrisi dan Manfaat Akar Teratai bagi Kesehatan!
- Jangan Asal Kasih Bunga! Warna-Warna Ini Punya Arti Tersembunyi
- Tips Memilih Paranet Murah tapi Tidak Murahan
Mari kita kupas pelan-pelan, karena jawaban atas pertanyaan ini tidaklah hitam-putih. Paranet dirancang dengan struktur serat plastik yang membentuk jaring rapat. Tujuannya bukan menutup sepenuhnya, tapi menyaring membiarkan cahaya masuk sebagian, sekaligus memberi perlindungan dari hembusan angin dan perubahan suhu ekstrem. Ada beberapa ukuran untuk kerapatan paranet seperti 50%, 60%, 75% maupun 90% Semakin tinggi persentasenya, semakin banyak cahaya dan panas yang disaring.
Faktanya, paranet tidak didesain untuk tahan air. Jaringnya tetap memiliki celah, meskipun kecil. Ketika hujan turun, terutama hujan gerimis atau sedang, paranet memang bisa membantu mengurangi hantaman langsung air ke daun tanaman. Ini terutama bermanfaat untuk bibit muda atau daun rapuh yang mudah rusak jika terkena air dengan tekanan tinggi. Dalam kondisi seperti itu, paranet bekerja sebagai "peredam" hujan, bukan penahan.
Tapi jika kita berbicara tentang hujan deras, maka ceritanya berbeda. Volume air yang turun dalam waktu singkat bisa sangat besar, dan tekanan dari tetesan air juga lebih kuat. Dalam kasus ini, paranet tidak akan mampu menahan air secara menyeluruh. Air akan tetap menembus celah-celah jaring dan jatuh ke bawah, meskipun dengan tekanan yang sedikit lebih tersebar. Jika curah hujan sangat tinggi, paranet justru bisa kewalahan dan mulai kendur karena beban air yang tertahan sesaat di atasnya.
Di sinilah muncul mitos yang sering berkembang: karena tanaman di bawah paranet tetap tampak utuh dan tidak rusak setelah hujan deras, maka orang menganggap paranet menahan hujan. Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah paranet hanya memperlambat laju tetesan air, bukan menghentikannya. Tanaman tetap basah, tanah tetap menyerap air, dan jika hujan terlalu lama, genangan tetap terjadi.
Tak jarang juga orang salah kaprah menggunakan paranet untuk menutupi barang atau area yang ingin tetap kering saat hujan. Misalnya, menutup motor atau bahan bangunan dengan harapan tidak kehujanan. Ini jelas tidak efektif. Air tetap akan merembes lewat celah, dan fungsi pelindung paranet tidak bisa menggantikan terpal atau plastik tahan air.
Namun, meskipun tidak sepenuhnya tahan hujan, Paranet memiliki kelebihan yang tetap relevan. Ia membantu mengurangi erosi tanah akibat hujan, menjaga bentuk daun tanaman tetap baik, dan yang terpenting: menciptakan mikroklimat yang lebih stabil di sekitar tanaman. Dalam dunia pertanian modern, fungsi ini sangat penting untuk menjaga produktivitas dan kualitas hasil panen.
Jadi kesimpulannya ini hanyalah mitos, Namun jika dimaknai sebagai pelindung yang mengurangi intensitas hantaman air hujan ke tanaman, maka klaim ini masih punya dasar. Jadi, daripada memperlakukan Paranet seperti payung, lebih bijak jika kita menganggapnya seperti tirai ia menyaring, bukan menolak sepenuhnya.
Dan seperti halnya mitos lain yang menyelimuti dunia pertanian, kebenaran sering kali terletak di tengah, bukan mutlak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Yang diperlukan hanyalah pemahaman yang lebih dalam agar kita bisa memaksimalkan manfaatnya tanpa ekspektasi yang berlebihan.
Posting Komentar